Umk Jatim 2016 Ditetapkan, Sinyal Phk Dan Pensiun Dini Hantui Pekerja

UMK Jatim 2016 Ditetapkan, Sinyal PHK dan Pensiun Dini Hantui PekerjaKetua Apindo Jatim sekaligus Bos Masipon Group Alim Maskus/Foto: Rois Jajeli

Surabaya -Meski bisa mendapatkan penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Jawa Timur Tahun 2016, namun bahaya PHK atau aktivitas pensiun dini oleh perusahaan-perusahaan sangat menghantui bagi para pekerja.

Salah satu pola ialah PT Maspion Group telah melemparkan sinyal akan memperlihatkan aktivitas pensiun dini bagi 1800 pekerjanya demi efesiensi sehabis UMK 2016 diberlakukan.

Peraturan Gubernur Jawa Timur No 68 Tahun 2015 wacana Penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK) Tahun 2016 memang telah diputuskan.

"Memang berat ibaratnya Pergub 68 ini mirip pil pahit, tapi saya telan. Saya akan menjalankannya tahun depan," kata Bos Maspion Group Alim Markus dikala jumpa pers di Surabaya, Selasa (24/11/2015) malam.

Alim yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur mengatakan, UMK Tahun 2015 sebesar Rp 2,7 juta saja sudah dinilai memberatkan pengusaha, termasuk dirinya.

Sedangkan UMK Tahun 2016 mencapai Rp 3.045.000 mengalami kenaikan lebih dari 12 persen dibandingkan tahun ini. Kondisi tersebut dinilai sangat memberatkan. Dan pihaknya akan memperlihatkan pensiun dini ke karyawannya.

"Jumlahnya sama mirip tahun ini ada sekitar 1800 karyawan akan kita tawarkan pensiun dini. Pensiun dini ini untuk efisiensi," terangnya,

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pengupahan Apindo Jawa Timur Ridwan mengatakan, UMK Tahun 2015 saja sudah banyak pabrik besar di tempat industri di daerah ring I (Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan dan Mojokerto) yang relokasi ke daerah-daerah mirip Nganjuk, Lamongan, Ngawi.

Selain itu, banyak pekerja yang kena PHK, alasannya ialah perusahaan tidak bisa membayar upah buruh sebesar Rp 2,7 juta. "Tahun ini banyak perusahaan yang mem-PHK. Saya rasa tidak kurang dari 100 Ribu pengurangan tenaga kerja. Itu dengan catatan masih dalam UMK usang Rp 2,7 juta," kata Ridwan.

Selain mem-PHK pekerja, banyak perusahaan yang beralih dari padat karya dengan memakai mesin. "Banyak pengusaha yang beralih dari padat karya, kini automatic pakai robot," terangnya sambil mempaparkan bahwa produktifitas tenaga kerja di Indonesia masih kalah dengan Vietnam dengan perbandingan sekitar 1:2 produk.

"Ada PMA yang mau masuk, tapi kini banyak yang membatalkan, padahal sudah ada izinnya. Bahkan, PMDN sendiri mengalihkan pabriknya ke Vietnam. Di sana jauh dari kita, termasuk produktifitasnya," tandasnya.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel