Dubes Rusia Pastikan Propaganda Rusia Hoax, Pan: Presiden Harus Hati-Hati

Jakarta -Dubes Rusia untuk Indonesia membantah istilah 'propaganda Rusia' dan artikel yang ada di Rand Corporation. Ia memastikan itu hoax. Partai PAN menyampaikan sebagai kepala negara, Jokowi semestinya berhati-hati memakai istilah Rusia di Indonesia.
Baca Juga
"Mitos-mitos di masing-masing negara muncul, yang bahkan tidak masuk akal. Seperti di Amerika Serikat, melihara The Caucasian Ovcharka atau ras anjing Rusia, adakala dapat jadi materi kampanye hitam di sana," ujar Faldo.
Namun Faldo mengaku khawatir terhadap pernyataan Jokowi ini dapat dianggap inkonstitusional alasannya ialah dikhawatirkan mengganggu hubungan diplomatik kedua negara. Ia meminta Jokowi berhati-hati menjalankan amanah alasannya ialah ia menilai pernyataan tersebut tak pantas.
"Saya takut perilaku kepala negara ini cenderung inkonstitusional. Dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar dikatakan, ikut melakukan ketertiban dunia. Pernyataan soal propaganda Rusia ini sudah dirasa mengusik negara lain. Bahkan dapat saja memunculkan kembali ketegangan yang terjadi antara dua negara bertahun-tahun. Kepala negara harus benar-benar hati-hati jalankan amanah kita bernegara. Kita harus jaga konstitusi dengan membacanya dengan baik," ujar Faldo.
"Bukan hanya soal kampanye, memang banyak alasan menyampaikan statement tersebut tidak pantas. Syukurnya partai pendukung petahana secara umum dikuasai di DPR. Di negara demokrasi maju, ini sudah dapat memunculkan ihwal penggantian kepala negara alasannya ialah tidak menjaga sumpah jabatan dengan baik. Selain itu, untungnya, pihak Rusia mengingat jasa besar Bung Karno juga, jadi masih ada menunjukkan penghormatan kepada kita," imbuh Faldo.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, membantah istilah 'propaganda Rusia' dan sekarang juga berbicara soal Rand Corporation. Menurut Vorobieva, istilah 'propaganda Rusia' tidak berdasar dan bukan hal yang nyata. Dia menegaskan istilah itu tidak bersumber dari Rusia, melainkan buatan Amerika Serikat.
"Dengan disebutkannya propaganda Rusia, istilah itu sendiri sesungguhnya dibentuk sebagai propaganda Amerika Serikat. Karena istilah ini dibentuk oleh Rand Cooperation pada 2016 ketika Amerika Serikat menyelenggarakan pemilu. Dan istilah ini tidak mempunyai dasar di dunia nyata," ucap Vorobieva saat press briefing di kediamannya, Jl Karet Pedurenan No 1, Jakarta Selatan, Rabu (13/2).
Vorobieva menegaskan hoax dan fake news yang beredar di media umum tidak bersumber dari Rusia. "Istilah ini diperkenalkan secara salah," tegasnya.
Simak Juga 'Masyarakat Independen Minta Isu 'Propaganda Rusia' Diusut Tuntas':
Sumber detik.com