Kena Phk, Medi Mulai Mengabarkan Informasi Di Jalan Demi Rupiah

Kena PHK, Medi Mulai Mengabarkan Berita di Jalan Demi RupiahMedi

Jakarta -Pagi-pagi buta, Medi harus segera berangkat dari rumahnya di daerah Kreo, Jakarta Selatan. Dengan menumpang bus, laki-laki 49 tahun itu harus menuju ke wilayah Blok M, Jakarta Selatan, untuk memilah-milah lembaran surat kabar. Tak usang kemudian, ia sudah melangkah mengitari tempat sibuk itu untuk menjajakan gosip di pagi hari.

Medi mulai berprofesi sebagai pengecer koran di Ibu Kota sejak diberhentikan dari kantornya di tamat tahun 1990-an. Ketika itu memang merupakan masa-masa kondisi ekonomi di Indonesia sedang tidak stabil. Banyak perusahaan yang memutuskan relasi kerja para pegawainya.

"Banyak yang kena PHK. Ya saya salah satunya yang kena pengurangan karyawan itu," kata Medi ketika ditemui di sekitar Taman Sepeda, Jl Melawai Raya, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2014).

Pria asal Wonogiri, Jawa Tengah, itu sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Malang tak sanggup ditolak, selepas di-PHK, Medi banting setir dengan mengecer koran di jalanan.

"Saya dulu kerja di situ waktu kantornya masih bedeng. Sekarang sudah kolaborasi dengan Jerman jikalau nggak salah. Gedungnya sudah tinggi berapa lantai," kata Medi berkisah.

Siang itu, kondisi di wilayah Melawai sedang tidak terlalu ramai. Hanya beberapa pekerja kantoran terlihat sedang mencari tempat makan siang. Sementara, tidak jauh dari taman itu, berkali-kali bus Metro Mini yang mengangkut penumpang melintas.

Medi menghampiri seorang perempuan yang akan masuk ke mobilnya. Ditawarkannya sebuah tabloid kepada pekerja kantor itu. Dia mengaku harus lihai untuk menunjukkan koran atau majalah yang dijajakanya.

"Jadi biasanya pagi-pagi, saya lihat dulu jikalau koran itu headline-nya apa. Kalau kira-kira menarik ya sanggup bawa banyak, jikalau nggak menarik ya nggak usah. Terus kayak tabloid-tabloid juga. Kalau majalah kini susah," papar Medi mengenai seni administrasi marketingnya.

Penghasilan Medi dari mengecer koran memang tidak sebesar distributor koran. Dalam sehari setidaknya Medi sanggup mengantongi uang sekitar Rp 40 ribu. Uang sebesar itu pun terkadang dipotong untuk dirinya makan dan ongkos perjalanan kembali ke rumahnya. Apalagi dengan berkembangnya teknologi semakin menciptakan dagangannya jarang dilirik orang.

"Kalau dulu masih lumayanlah. Kalau kini orang kan jarang beli koran. Kebanyakan mereka baca ya dari tab atau hapenya," kata Medi

Dengan penghasilan yang kecil, Medi juga harus pintar-pintar memutar otak untuk menghidupi istri dan 2 anaknya. Namun, Medi bersyukur dengan mengecer koran ia menjadi lebih mengerti perihal apa yang terjadi di Republik ini sampai dunia internasional.

Hidup Medi yang berkutat di jalanan juga membuatnya selalu awas dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Gambaran menyerupai itulah yang juga diperlukan Medi perihal sosok pemimpin. Seorang yang peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.





Sumber detik.com

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel