Berawal Iseng, Arik Raup Untung Dari Helm Jadul

barang vintage atau retro belakangan menjadi primadona lagi karena yaitu dianggap unik B Berawal Iseng, Arik Raup Untung Dari Helm JadulFoto: Erliana Riady

Blitar -Barang-barang vintage atau retro belakangan menjadi primadona lagi karena yaitu dianggap unik. Begitu juga dengan helm retro atau jadul yang mengatakan peluang gres bagi Arik Agung Prasetya Budi untuk berwirausaha.

Berawal dari keisengan mengunggah koleksi helm retronya di medsos, ternyata ada yang berminat membelinya. Bahkan hal ini tidak terjadi satu-dua kali saja. Akhirnya peluang ini pun digarap serius oleh bapak dua anak asal Kota Blitar ini.

Saat disambangi detikcom di workshop-nya yang sederhana, laki-laki berusia 26 tahun ini masih sibuk memasang foam pada sebuah helm full face atau cakil, pesanan pelanggannya.

"Saya biasanya bisa materi helm jadul ini hanya cangkangnya saja. Dalemannya sudah rusak. Untuk menggantinya, saya bisa kanibal dari spon helm jadul lain. Ukuran tinggal menyesuikan," dongeng Arik memulai perbincangan, Senin (23/7/2018).


Bisnis Helm Retro, Keisengan yang Mendatangkan Peluang, tonton videonya di sini:

3i Networks [Gambas:Video 20detik]



Tak hanya mengganti foam, Arik kadang harus membersihkan kembali cat helm yang kotor. Namun tidak mengganti warnanya.

"Pembeli saya malah suka yang catnya asli bawaan helmnya. Yang motifnya original semakin mahal harganya. Semakin asli tanpa modifikasi, malah itu yang banyak dicari," ulas lulusan SMKN 1 Blitar ini.

barang vintage atau retro belakangan menjadi primadona lagi karena yaitu dianggap unik B Berawal Iseng, Arik Raup Untung Dari Helm JadulFoto: Erliana Riady

Menurut Arik, bisnis barang retro sama dengan bisnis dengan hati karena yaitu tergantung taste atau ketertarikan seseorang pada suatu barang, bukan melulu pada manfaat atau trennya. Hanya saja, diakui Arik, helm usang memang rata-rata mempunyai kualitas materi yang lebih berpengaruh dan tahan banting.

"Sama menyerupai orang nawarin lukisan. Kalau saya suka modelnya, barangnya langka ya saya tawarin harga tinggi. Alhamdulillah ada saja yang beli," ucapnya dengan tersenyum.

Untuk mendapatkan helm jadul ini, warga Jalan Musi gang 1 nomor 8 Dawuhan, Kauman Kecamatan Kepanjenkidul ini rajin menyambangi pasar loak, tukang loak dan penjual barang bekas online. Sebab ketika ini, helm produksi 90-an makin jarang ditemui di Blitar.

"Sekarang saya banyak bisa materi justru dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jombang dan Mojokerto. Kalau dari tukang loak saya bisa Rp 10 ribu per buah. Kalau bisa materi kiloan saya beli Rp 6 ribu per kg," tuturnya.


Arik juga merinci helm model half face dibeli dengan harga Rp 10-30 ribu, lalu oleh Arik dijual kembali seharga Rp 60-100 ribu. Namun untuk model full face atau populer dengan istilah helm cakil, Arik harus merogoh kocek lebih dalam untuk belanja bahan.

"Sudah langka. Harganya bahannya bisa hingga Rp 150 ribu. Dari bahan, biasanya saya hanya modifikasi potongan corong ventilasi pernafasan. Ditambahi dengan kawat rajut size paling kecil supaya menyerupai aslinya. Kalau yang model ini paling mahal. Saya bisa jual antara Rp 350 hingga 600 ribu," paparnya.

Tentang peminatnya, Arik mengungkapkan biasanya tak jauh-jauh dari komunitas pecinta helm NOS (new all stok) atau helm stok usang kondisi gres maupun komunitas motor dan para pemilik kafe.

"Iya, selain digunakan supaya mbois (keren, red), banyak yang di-display untuk pajangan di kafe. Makanya pembeli helm retro ini kebanyakan dari kota-kota besar menyerupai Jakarta, Bandung, Denpasar hingga Kalimantan," tuturnya.

Arik mengaku gres satu tahun menjalani bisnis gres ini, penghasilannya bisa bertambah hingga Rp 1 juta per bulan. Bagi Arik yang pekerjaan utamanya sebagai instalator listrik ini, berjualan helm jadul menjadi keisengan yang berbuah manis.



Sumber detik.com
Sumber https://3i-networkspalangkaraya.blogspot.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel