Tahun 2019 Ingin Hidup Hemat? Ini Tipsnya

Foto: Tim Infoografis: Fuad HasyimFoto: Tim Infoografis: Fuad Hasyim

Jakarta - Mumpung masih di awal tahun, rasanya masih relevan untuk membicarakan resolusi di tahun yang gres ini. Resolusi yaitu kata yang tidak absurd terdengar setiap memasuki tahun yang baru.

Berbagai resolusi telah dibentuk orang-orang dengan cita-cita hidup akan lebih baik di tahun yang gres ini.

Tidak dipungkiri semakin hari himpitan ekonomi makin terasa. Harga-harga kebutuhan pokok semakin tinggi. Kalau dulu uang Rp 100 ribu sanggup membeli lauk, sayur dan bumbu. Tetapi belakangan ini uang Rp 100 ribu hanya cukup untuk membeli bumbu.

Nah sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang diberi otak untuk berpikir tentu jangan cepat mengalah dengan situasi ibarat ini. Bagi yang banyak uang tentu ini tidak menjadi duduk masalah alasannya kenaikan harga-harga tidak seberapa dibanding dengan pendapatan mereka tiap bulan.

Namun bagi keluarga yang berpenghasilan pas-pasan, kenaikan harga-harga materi pokok ini sangat membebani keuangan mereka. Belum lagi harus memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya.

Sekali lagi jangan mengalah dengan situasi ini. Kita harus menggunakan nalar akal kita untuk mengatasi situasi ibarat ini.

Ada beberapa hal yang sanggup dilakukan untuk menghemat antara lain:

1. Mulailah bertanam sendiri sayur-sayuran di rumah. Kalau lahan terbatas, kita sanggup menanam sayur di pot. Bibit nya sanggup dibeli di toko tanaman. Atau sanggup juga yang ditanam sisa sayuran yang dibeli di pasar.

2. Beberapa bumbu juga sanggup ditanam sendiri seperti: kunyit, daun kemangi, sange-sange, cabai

3. Setiap belanja baik di pasar atau di super market, sebelum membayar pastikan apakah barang-barang tersebut benar-benar kita butuhkan? Misalnya kudapan atau minuman ringan sebelum dibayar pastikan apakah kuliner dan minuman tersebut benar-benar kita perlukan? Apakah makanan-makanan tersebut menciptakan kita lebih sehat? Kalau jawabannya tidak pribadi singkirkan.

4. Begitu juga kalau terpengaruhi barang-barang sale. Kita sering terpengaruhi untuk beli alasannya diskon yang besar padahal bekerjsama barang tersebut tidak benar-benar kita butuhkan. Hanya alasannya lapar mata saja kita terpengaruhi untuk beli walaupun harganya murah tetap kita harus pikirkan kembali apakah barang-barang tersebut benar-benar kita butuhkan.

Kalau barang usang masih ada contohnya kaos dalam, pakaian dalam masih ada sebaiknya singkirkan barang tersebut dari keranjang belanja kita.

5. Begitu juga di simpulan pekan, sebaiknya hindari jalan-jalan ke mal alasannya kita sanggup terpengaruhi untuk makan di mal padahal kita sanggup makan di rumah. Pilihlah rekreasi murah meriah contohnya membawa bawah umur ke taman kota atau olahraga bersama di kompleks rumah.

6. Setelah acara di luar rumah, ajak bawah umur untuk masak bersama. Sehingga program wiken keluarga tidak kalah seru nya kalau harus bepergian ke mal atau tempat-tempat rekreasi lainnya.

7. Usahakan mencatat pengeluaran tiap hari paling tidak selama 2-3 bulan biar ada citra kira-kira pengeluaran bulanan kita berapa. Anda niscaya kaget saat sudah mulai mencatat akan menemukan angka yang luar biasa yang selama ini kita tidak menduga pengeluaran bulanan kita berapa.

8. Supaya berasa hasil penghematan kita, maka setiap barang atau kuliner yang tidak jadi dibeli ibarat yang dijelaskan pada poin 3 dan 4, pribadi sisihkan sejumlah uang yang harusnya kita keluarkan untuk beli barang atau kuliner tersebut.

Masukkan dalam satu amplop dan kumpulkan tiap bulan. Dana ini sanggup pribadi ditabung di bank atau disimpan dalam amplop sehingga sanggup dipakai untuk pengeluaran lain yang lebih penting contohnya uang sekolah anak-anak.

9. Terakhir tapi sangat penting, setiap mendapatkan honor tiap bulan pribadi sisihkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan di masing-masing amplop. Yang paling utama disisihkan yaitu tabungan minimal 10% dari penghasilan harus pribadi disisihkan dan ditabung di satu rekening tersendiri.

Uang sekolah anak atau uang kursus kalau ada masukkan dalam satu amplop dan di awal bulan pribadi lakukan pembayaran uang sekolah atau kursus kalau ada. Uang belanja dalam 1 bulan pribadi masukkan dalam 1 amplop sehingga tiap belanja tinggal ambil dalam amplop tersebut.

Uang listrik, air, dll masukkan dalam 1 amplop. Begitu juga pengeluaran lainnya ibarat uang arisan, uang rekreasi kalau ada masukkan dalam 1 amplop. Biasakan pribadi melaksanakan pembayaran semua kewajiban-kewajiban di awal bulan. Kalau kewajiban sudah dibayar kita sanggup damai sepanjang bulan.

Masih perlu panik menghadapi harga-harga yang naik terus? Tentu saja dengan menggunakan uang dengan bijak duduk masalah keuangan sanggup diatasi dengan hati tenang. Percaya deh kalau kita bijak menggunakan uang maka ide-ide untuk mencari penghasilan embel-embel juga akan tiba sendiri.


Semua hal ini sanggup anda pelajari dengan gampang dengan mengikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim ARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari wacana bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari wacana Reksadana. Ada juga workshop khusus wacana Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.

Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda sanggup berguru wacana perencanaan keuangan komplit, bahkan sanggup jadi konsultannya dengan akta Internasional sanggup ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya sanggup dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)

Anda sanggup diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.

Terakhir, saya teringat akan pendapat Bill Gates: Jika anda terlahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan anda, tapi jikalau anda mati dalam kemiskinan itu yaitu kesalahan anda.

So? Masih pesimis untuk sanggup merubah nasib? Itu salah anda! Optimislah!


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel