7 Diam-Diam Sukses Keuangan Anti Krisis Ala Tionghoa (2)

Ilustrasi Foto: Antara Foto/Putra Haryo KurniawanIlustrasi Foto: Antara Foto/Putra Haryo Kurniawan

Jakarta - Dalam artikel sebelumya telah dibahas 2 Rahasia Sukses Keuangan anti angin kencang krisis yang biasa dilakukan oleh orang Tionghoa. Kali ini akan kita bahas 5 Rahasia lainnya. Sudah siap?

3. Selalu menawar dan memburu diskon
Di China, tawar menawar ialah jalan hidup dan berburu diskon ialah olahraga favorit. Menurut Zhao, kalau kita belanja di sana setidaknya kita harus berani menawar 50 hingga 75%.

Walaupun kini sudah banyak toko modern yang mulai memasang tanda 'dilarang menawar'. Tetapi orang renta di China masih merasa besar hati menceritakan keberhasilannya mendapat harga lebih murah. Tidak jarang program kumpul keluarga menyerupai imlek menjadi ajang menunjukkan prestasi tawar menawar.

Saat ini anak muda di China khususnya di kota besar mulai banyak yang meninggalkan seni menawar ini. Apalagi alasannya ialah lebih banyak didominasi pembayaran retail sudah memakai pembayaran digital lewat ponsel pintar. Tetapi orang renta mereka tetap mengajarkan cara-cara perundingan jalanan dan cara berhemat dengan kupon diskon.

4. Aliran pendapatan dari banyak sumber
Menurut orang Tionghoa, mengandalkan hanya satu sumber pendapatan ialah tindakan berbahaya dan penuh risiko. Karena selalu akan ada risiko bila sumber fatwa pendapatan itu jadi kering. Itulah mengapa orang Tionghoa memastikan mereka selalu mempunyai sumber fatwa pendapatan lebih dari satu.

Supaya tetap sanggup hidup andaikan salah satu sumber fatwa mengering. Kita sanggup mengambil prinsip ini dalam keuangan kita. Semakin bertambah sumber penghasilan maka semakin kecil risiko yang mengancam. Kita selalu sanggup memulai dari apa yang kita miliki dan kuasai. Kita juga harus menambah investasi yang harus dialokasikan pada jenis yang beragam.

5. Berutang dengan cerdas
Utang yang cerdas ialah utang yang menguntungkan. Misalnya untuk menambah modal perjuangan atau pembelian aset. Uang hasil perjuangan atau laba aset dipakai untuk membayar cicilan utang dan melipatgandakan aset.

Orang renta di China tidak menyukai utang untuk kemewahan menyerupai kendaraan beroda empat langsung dan jalan-jalan ke luar negeri. Mereka hanya utang untuk membeli properti atau kendaraan beroda empat untuk disewakan. Maka tidak heran harga properti di kota besar China dan Hong Kong kini menjadi salah satu yang termahal di dunia.

Saat ini anak muda di China mencicipi dampak kenaikan harga properti yang sangat tinggi. Mereka semakin enggan membeli property alasannya ialah takut dengan harganya. Bahkan kini 'budak kredit rumah' menjadi salah satu istilah gaul di sana.

Selain itu ada juga istilah lain menyerupai 'orang kaya baru' (orang desa yang mendadak kaya dan suka pamer di media sosial), 'kaum bokek selesai bulan' (mereka yang setiap bulan gajinya habis untuk hedon), dan "parasit papa mama" (orang yang masih tinggal dengan orang renta walau sudah berumur 20, 30, bahkan 40 tahun).

Maka tidak heran ketika ini banyak anak muda China yang menentukan bekerja di luar kota besar. Walaupun honor lebih kecil tapi biaya hidup lebih murah. Selain itu peluang kerja dan perjuangan juga lebih baik di kota berkembang. Saat ini banyak perusahaan rintisan yang bermunculan di kota-kota gres yang kemudian diikuti oleh perusahaan besar menyerupai Ali Baba, dll.

6. Terbuka dan Disiplin
Jika kita di China dan bertanya pada orang Tionghoa di sana berapa penghasilannya, besar kemungkinan orang itu akan mengatakannya dengan jujur.

Karena beda dengan di negara lain, di China membicarakan penghasilan bukan bermaksud untuk sombong dan membanggakan diri. Tetapi untuk lebih mengenal orang lain. Persis menyerupai basa-basi kita di sini menanyakan tinggal di mana? Atau aslinya mana?

Setelah bicara dengan orang lain dan tahu berapa penghasilannya maka akan lebih gampang membicarakan hal lainnya. Menurut Zhao ini biasa saja. Bahkan seringkali sanggup saling membantu. Seperti saling memberi informasi standard gaji, peluang usaha, dan hasil invetasi.

Selain terbuka dengan keuangan orang Tionghoa juga terbiasa disiplin keuangan semenjak kecil. Memiliki catatan pengeluaran, planning anggaran, dan tahu persis angka saldo yang ada di rekening tabungan ialah hal yang biasa buat anak muda di China.

7. Hadiah Terbaik ialah Angpao dan Pendidikan
Setiap tahun gres imlek atau ulang tahun, bawah umur di China mendapat hadiah uang tunai atau Angpao yang jadinya mereka tabungkan. Mereka diajarkan tidak menghabiskan uang yang didapat. Akhirnya mereka jadi lebih menikmati menabung dibandingkan membelanjakan.

Sebenarnya ini mengingatkan saya pada budaya di negara kita sendiri yang mungkin terpengaruh dari budaya Tionghoa. Sewaktu bawah umur dahulu tiap lebaran jadi waktu yang ditunggu-tunggu untuk mengumpulkan amplop sebanyak-banyaknya.

Hadiah terbaik kedua ialah Pendidikan. orang renta selalu menekankan bahwa sekolah, kuliah atau Pendidikan ialah hadiah terbaik untuk anak. Sementara prestasi ialah hadiah dari anak untuk orang tua.


Pendidikan salah satunya ialah pendidikan keuangan. Mengapa? Karena pendidikan keuangan langsung tidak pernah diajarkan di dingklik sekolah. Ke mana anda sanggup belajar? Dengan cara mengikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari wacana bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari wacana Reksadana. Ada juga workshop khusus wacana Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.

Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda sanggup berguru wacana perencanaan keuangan komplit, bahkan sanggup jadi konsultannya dengan akta Internasional sanggup ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya sanggup dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)

Anda sanggup diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.

Itulah kebiasaan keuangan yang sanggup kita pelajari dari orang Tionghoa. Sebenarnya berdasarkan Zhao ada satu lagi yang unik walau tidak semua orang di China menyukainya, yaitu spekulasi.

Tiga tahun terakhir sangat banyak fintech bodong yang sukses menipu ribuan warga China yang hobi spekulasi ini.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel