Seluruh Gerbang Tol Tak Layani Transaksi Tunai Mulai Oktober 2017

Seluruh Gerbang Tol Tak Layani Transaksi Tunai Mulai Oktober 2017Ilustrasi (Eduardo Simorangkir/detikcom)

Jakarta -Mulai Oktober 2017, seluruh gerbang tol tak lagi melayani transaksi tunai. Selain untuk mengurangi antrean, pelayanan transaksi elektronik di semua gerbang tol untuk meningkatkan cashless society.

"Pemberlakuan 100 persen pada Oktober 2017 itu tidak berarti 100 persen, yang kini itu 47 persen gerbang tol otomatis (GTO). Pemberlakuannya akan secara sedikit demi sedikit dari gerbang tol manual ke GTO," ujar AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru kepada detikcom, Jumat (19/5/2017).

Baca Juga

Total ada 988 gardu yang dimiliki Jasa Marga dan anak perusahaannya yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 988 gerbang tol tersebut, 466 di antaranya sudah memakai sistem GTO.

"Tetapi, pada dasarnya, semuanya sanggup mendapatkan transaksi elektronik. Mungkin masyarakat belum banyak yang mengetahui, mereka pikir gardu tol elektronik itu hanya di tol otomatis dan gardu tol manual tidak bisa. Itu bisa. Hanya, nanti petugas kami yang akan men-tap-kan," terperinci Heru.

"Sebanyak 988 gerbang tol seluruh Indonesia, baik manual maupun otomatis, seluruhnya sudah siap, sanggup menerima. Memang ada yang menerimanya (kartu) Himbara, ada yang menerimanya Himbara plus BCA. Namun intinya 988 sudah sanggup transaksi elektronik semuanya," tegasnya lagi.

Cashless Society

Pemberlakuan transaksi elektronik ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan antrean di gerbang tol yang selama ini kerap terjadi. Selain itu, langkah ini untuk mewujudkan budaya nontunai (cashless society).

"Memang masalahnya, selain (kendala) teknologi dan sebagainya, ialah habbit masyarakat yang memang belum cashless sociaty. Pemerintah menginginkan ini, Jasa Marga juga menyambut bangga gerakan nontunai alasannya ini juga bagi Jasa Marga untuk meningkatkan transaksi dan mengurangi antrean di gerbang dan sebagainya," sambungnya.

Di beberapa negara maju di tempat Asia, transaksi nontunai sudah 50 persen. Meski demikian, persentase penetrasi transaksi elektronik sudah di atas 93 persen.

Sejalan dengan impian pemerintah yang menargetkan pada Oktober 2017, Jasa Marga akan bekerja sama dengan bank-bank yang disupervisi oleh Bank Indonesia untuk menyiapkan akomodasi untuk transaksi elektronik ini.

"Kami meminta juga agar dikembangkan lagi tidak hanya Himbara, tidak hanya BCA, namun juga bank-bank lainnya bila digabungkan. Perlu kita coba bagaimana sanggup mendapatkan yang lainnya tentu harus ada perubahan reader dan sebagainya. Secara sedikit demi sedikit itu akan terus dan sedang aktif didiskusikan untuk nanti dihukum di lapangan, sedang dalam tahap pembicaraan," paparnya.

Di sisi lain, Jasa Marga bekerja sama dengan pihak bank dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga akan melaksanakan kampanye nasional gerakan cashlses society. Kampanye nasional ini rencananya dilakukan pada simpulan Mei atau awal Juni 2017.

"Sosialisasi sudah dan terus dilakukan dan digencarkan. Kita ingin sedikit agresif, makanya kita bicara kampanye nasional. Makanya channel-nya juga akan bermacam-macam alasannya kita punya keinginan, behaviour masyarakat ini nanti berubah," lanjutnya.

Direct Selling

Jasa Marga telah mengantisipasi kemungkinan yang timbul pada masa transisi. Salah satunya dengan memfasilitasi direct selling kartu elektronik di gerbang tol.

"Kami akan upayakan emergency exit, kami upayakan planning kontingensi tetap harus kita antisipasi. Tapi itu hanya sebagai transisi, contohnya itu tadi, tentu nanti akan disediakan agar dibeli di lokasi atau direct selling. Nah, bagaimana nanti bulan Oktober, ya tentu kami akan antisipasi, tentu direct selling diperbanyak," urainya.

Di beberapa gerbang tol juga terdapat loket untuk isi ulang kartu elektronik. Namun hal ini mendapat kritik dari pengguna tol alasannya dinilai justru memperpanjang antrean.

"Nanti kita gunakan channel lain. Pada satu titik ini kita harus mengubah ini semua," imbuhnya.

Tak Ada PHK

Diberlakukannya transaksi elektronik di semua gerbang tol ini menjadikan kekhawatiran dari para pekerja, khususnya petugas layanan tol. Namun Jasa Marga menjamin tidak akan ada pemutusan hubungan kerja dengan adanya perubahan ini.

"Tidak ada (yang akan di-PHK). Jasa Marga berkomitmen penuh bahwa elektronifikasi ini tidak membawa imbas pada hubungan kerja," tegasnya.

Para karyawan yang bekerja di lapangan nantinya akan dialihtugaskan ke unit kerja lain, tetapi tentunya sesuai dengan kompetensinya. "Karena nanti kami sanggup alih tugaskan contohnya sebagai pengawas--meski sudah ada jalur otomatis--tetapi harus tetap ada pengawas, tetap perlu ada helper juga," ucapnya.

Anak perusahaan Jasa Marga juga mempunyai 609 kilometer jalan tol gres dalam 3 tahun ke depan, yang nantinya sanggup diisi oleh karyawan tersebut.

"Itu juga menjadi salah satu alternatif. Makara Jasa Marga berkomitmen, tidak akan ada pemutusan hubungan kerja apa pun sehubungan dengan elektronifikasi ini," tutupnya.

Sumber detik.com

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel