Kumpul Di Manado, 20 Negara Kepulauan Rembuk Bahas Perubahan Iklim
![Kumpul Di Manado, 20 Negara Kepulauan Rembuk Bahas Perubahan Iklim Negara Kepulauan Rembuk Bahas Perubahan Iklim Kumpul Di Manado Kumpul Di Manado, 20 Negara Kepulauan Rembuk Bahas Perubahan Iklim](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/11/01/0ca78544-5aac-4ddc-ba01-13921dd44b05_169.jpeg?w=780&q=90)
Manado -Sebanyak 20 negara kepulauan berumpul di Manado, Sulawesi Utara, dalam kegiatan The Archipelagic and Island States Forum (AIS). Mereka membahas soal mitigasi perubahan iklim di negara kepulauan.
"Forum ini menjadi katalisator bagi pembentukan kolaborasi antar negara kepulauan dan negara pulau dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman, menyesuaikan diri dan meningkatkan ketahanan terhadap pengaruh perubahan iklim," kata Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang menjadi tuan rumah AIS dalam keterangan tertulis, Kamis (1/11/2018).
Ia berharap lembaga AIS bisa menunjukkan informasi penting bagi seluruh masyarakat Sulut tentang mitigasi perubahan iklim.
Olly menjelaskan, di Forum AIS dilakukan penandatanganan janji Deklarasi Manado oleh para pemimpin dan perwakilan yang tergabung dalam The Archipelagic and Island States Forum. Penandatanganan Deklarasi Manado disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam kesempatan itu, Luhut mengharapkan Forum AIS bisa mendorong bisnis dan solusi keuangan untuk mendanai proyek perubahan iklim.
"Forum ini bisa menjadi ajang menyebarkan pengetahuan, mencari solusi cerdas dan kreatif, diperbesar dan diperbanyak untuk dipakai oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Saya berharap lembaga ini bisa mendorong keterlibatan bisnis dan solusi keuangan inovatif untuk mendanai proyek perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Luhut.
Ia melanjutkan, negara pulau dan kepulauan mempunyai sifat-sifat optimis, adaptif dan inovatif dalam menyelesaikan berbagai masalah, namun dengan pendekatan yang paling hemat biaya.
"Kita harus menjadi Moana, seorang anak wanita yang mempunyai semangat inovatif, dan selalu optimis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya," imbuhnya.
Di bawah Deklarasi Manado, anggota AIS sepakat untuk memperkuat komitmen kolaborasi dalam mitigasi perubahan iklim, administrasi bencana, serta bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi, sampah plastik di laut, sampai tata kelola maritim dan mendorong pengembangan tata kelola kelautan.
Country Director UNDP untuk Indonesia, Christophe Bahuet menunjukkan Forum AIS menunjukkan tunjangan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan berkomitmen untuk membantu biar negara-negara pulau dan kepulauan yang rentan tidak luput dari SDG's.
"Forum AIS inisiatif akan fokus pada solusi pengembangan praktis dan akan membuka peluang gres bagi negara pulau dan kepulauan kecil yang rentan terhadap perubahan iklim untuk menemukan cara inovatif dalam melindungi sumber daya maritim sambil meningkatkan pendapatan mereka," kata Bahuet.
"Pembiayaan inovatif yakni dimensi penting dari inisiatif dan UNDP Indonesia yang akan membantu para anggota mengakses prosedur gres menyerupai keuangan campuran, keuangan syariah, dan obligasi hijau, untuk proyek-proyek di bawah Forum AIS," kata Bahuet.
Menurutnya, dengan naiknya permukaan maritim simpulan pemanasan global, negara-negara pulau dan kepulauan, khususnya yang kecil, merupakan wilayah yang paling rentan terhadap pengaruh perubahan iklim.
Adapun delegasi 20 negara yang hadir antara lain Kuba, Pulau Comoro, Siprus, Fiji, Guinea Bissau, Indonesia, Jamaika, Madagaskar, Selandia Baru, Papua New Guinea, Saint Kitts dan Nevis, Sri Lanka, Seychelles, Singapura, Kepulauan Solomon, Suriname, Timor Leste dan Inggris.
Sumber detik.com Sumber https://3i-networkspalangkaraya.blogspot.com