Asap Karhutla Berimbas Ke Negara Tetangga, Klhk: Sudah Ditangani

Asap Karhutla Berimbas ke Negara Tetangga, KLHK: Sudah DitanganiFoto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom

Jakarta -Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dirkarhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rafles B Panjaitan, menyampaikan pihaknya telah berupaya maksimal menanggulangi karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Namun embusan angin mengarah ke tenggara sehingga membawa asap ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

"Kalau kita lihat arah angin, memang arahnya ada ke sana. Memang ke tenggara, itu berarti ke Malaysia dan Singapura. Cuma di Kalimantan Barat memang ada kebakaran cukup besar juga, khawatirnya dari sana. Angin kan kami nggak sanggup atur dan kami juga tidak ingin negara tetangga kita terdampak," kata Rafles kepada detikcom, Jumat (20/9/2019).

Baca Juga


Rafles memberikan upaya maksimal yang telah dilakukan KLHK yaitu mengerahkan 23 personel Manggala Agni di enam provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, serta 52 unit helikopter dan 3 pesawat terbang. Rafles mengaku turun eksklusif ke provinsi-provinsi yang mengalami karhutla dan melaksanakan pemantauan. Dari hasil pantauan di Kalimantan Tengah dikala ini, lanjut dia, kabut asap sudah tidak ada.

"Di Kalimantan dan Sumatera sudah standby semua. Heli kami untuk water bombing dan pesawat untuk TMC. Kami sudah semai untuk hujan buatan dua hari lalu, akibatnya di Riau dan di Jambi ada hujan walaupun intensitasnya tidak deras ibarat yang kami harapkan," terperinci Rafles.


"Semalam saya turun di Banjarmasin, kini saya di Palangka Raya. Itu tidak ada asap kebakaran sepanjang jalan. Kemarin memang ada kebakaran, tapi sudah padam, eksklusif ditangani. Itu bukti pemerintah siap. Itu acara yang dilakukan di Kalimantan dan Sumatera, sangat cepat penanganannya, termasuk juga dengan adanya kegiatan water bombing yang dilakukan BNPB," terang Rafles,

Selain water bombing, Rafles menjelaskan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan setiap kali cuaca berawan. KLHK juga telah mengadakan pondok-pondok kerja yang diletakkan di bersahabat wilayah-wilayah yang terdapat titik panas (hotspot) semoga dikala lahan terbakar, penanganan sanggup dilakukan sesegera mungkin.


"TMC di Sumetara sudah menghasilkan beberapa hujan. Di Palangka Raya sudah disemai, tapi belum ada hujannya. Penanganan di lapangan dengan Manggala Agni sangat cepat alasannya yaitu kita di Kalimantan Tengah ini hingga buka pondok-pondok kerja yang bersahabat dengan tempat rawan. Manggala Agni kita kita tempatkan bersahabat tempat rawan semoga cepat. Yang biasanya 5 hingga 6 jam hingga lokasi, kini kita bergerak hanya 15, 30 menit, hingga lokasi," terperinci Rafles.


Blak-blakan Aditya Bayunanda: Cukong Lahan dan Kebakaran Hutan:

[Gambas:Video 20detik]





Sumber detik.com

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel