Buruh Desak Bupati Sukabumi Tuntaskan Phk Dan Tunggakan Gaji

Sukabumi -Massa buruh dari Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) menggelar demonstrasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sukabumi dan Pendopo Sukabumi, Rabu (6/2/2019). Banyak masalah terkait ketenagakerjaan dibawa para buruh dari banyak sekali perusahaan. Mereka mendesak Bupati Sukabumi Marwan Hamami merampungkan permasalahan yang menyangkut nasib buruh.
Selain masalah tunggakan honor PT Sentosa Utama Garmindo (SUG), mereka juga menyoroti pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan PT Laxmirani Mitra Garmindo (LMG). "Ada seabrek masalah terkait perburuhan yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, tidak sekadar PT SUG tapi juga PHK yang dilakukan oleh PT LMG tanpa pesangon. Bayangkan saja buruh yang sudah bekerja belasan bahkan puluhan tahun di-PHK. Mereka (perusahaan) beralasan tidak ada order dan perusahaan mau pindah ke Solo, Jawa tengah," kata Ketua GSBI Dadeng Nazarudin.
Dadeng menjelaskan tidak hanya sektor garmen dalam catatan GSBI. "Ada perusahaan yang tutup begitu saja tanpa membayar upah dan memperlihatkan hak-hak lainnya kepada buruh. Lalu PT Sayap Mas Utama (SMU) berencana tutup diganti perusahaan baru," ucap dia.
"Disnakertrans dalam hal ini merupakan kepanjang tanganan bupati, mestinya sanggup merampungkan bermacam-macam masalah yang beberapa kali kami sampaikan dikala audiensi. Namun sepertinya kami menyerupai dibuai akad yang tidak pasti, maka dari itu hari ini juga kami bergerak ke Pendopo Kabupaten Sukabumi untuk menagih hak sebagai buruh," tutur Dadeng.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Sukabumi Dadang Budiman mengaku akan menjembatani keluhan buruh yang ingin tuntutannya ditandatangani oleh bupati. "Waktunya belum sanggup dipastikan, kami akan lebih dulu merancang semoga (tuntutan) sanggup eksklusif diberikan ke bupati. Selain itu kami juga akan menindaklanjuti surat yang sudah ditandatangani bupati ke pihak PT SUG," kata Dadang.
![]() |
Marwan awalnya tidak diberi kesempatan oleh buruh untuk berbicara. Mereka ramai menyela setiap ucapan yang dilontarkan Marwan. Buruh mengaku kesal alasannya yaitu dalam setiap aksinya tidak ditemui bupati. "Saya sebenarnya dari kemarin pun ingin bertemu ke Cicurug (tempat buruh melaksanakan aksi)," ucap Marwan.
Namun belum selesai berbicara buruh kemudian serempak berteriak, 'bohong...'
Marwan terlihat menghentikan kalimatnya sambil menunggu teriakan buruh mereda. "Persoalannya kan saya sendiri yaitu pejabat yang diberikan kewenangan oleh pusat. Makara lamun (kalau) saya jadi pengusaha mereun (mungkin) simpel saja merampungkan persoalan. Makara jikalau Anda sudah suuzan dulu kepada bupati, moal (tidak) beres-beres persoalannya," ujar Marwan yang kembali disambut teriakan kecewa massa.
Buruh terus memotong ucapan Marwan, namun kondisi mereda sehabis Ketua GSBI Dadeng Nazarudin berkomunikasi mewakili rekan-rekan buruh di dalam ruangan pertemuan gedung pendopo. Selesai pertemuan, Marwan kembali menemui buruh dan mendapatkan lembar tuntutan yang diajukan GSBI. Situasi mereda, buruh ramai-ramai meneriakkan, 'hidup bupati'.
"Saya sudah mendapatkan apa yang disampaikan oleh Kang Dadeng, kita akan berupaya semaksimal mungkin yang sanggup kita lakukan. Melalui kebijakan pemerintah menjembatani persoalan-persoalan yang dihadapi selama ini, tidak satu perusahaan saja tapi juga masalah (perusahaan) yang lain," tutur Marwan disambut tepuk tangan riuh buruh.
![]() |
Setelah menerima keterangan Marwan, massa buruh kemudian membubarkan diri dengan pengawalan dari kepolisian. Meski sebelumnya sempat memanas, agresi berakhir dengan swafoto sejumlah buruh dengan Marwan.
Sumber detik.com