Kenangan Elok Karyawan Di Kala Jaya Pabrik Jamu Nyonya Meneer

Kenangan Manis Karyawan di Masa Jaya Pabrik Jamu Nyonya MeneerPabrik Jamu Nyonya Meneer di Semarang. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Semarang -Ternyata sudah hampir satu tahun pabrik jamu PT Nyonya Meneer tidak lagi berproduksi alasannya yaitu tersandung persoalan sampai dinyatakan pailit. Ketika masa jayanya, kehidupan karyawan terjamin dan sampai kini tidak sedikit yang ingin kembali bekerja di sana.

Salah satu karyawan yang kini menganggur yaitu Warsini (49) seorang janda yang tinggal bersama cucunya di Jalan Bataran Raya, Genuk, Semarang Jawa Tengah. Warsini mengenang kegiatannya di pabrik yang sudah dilakoninya semenjak 1983.

Baca Juga

Warsini bekerja di bab produksi di pabrik Nyonya Meneer di Jalan Kaligawe, Pantura, Semarang. Upah yang diberikan setiap ahad tidak pernah telat bahkan ada banyak sekali pertolongan yang diberikan perusahaan.

"Enak kerja di sana. Pas masa jayanya, apa-apa dikasih, lembur dikasih. Hamil, punya anak juga dibayarin," kata Warsini dikala ditemui detikcom, Senin (7/8/2017).

Kenangan Manis Karyawan di Masa Jaya Nyonya MeneerNy Warsini, karyawan PT Nyonya Meneer yang dirumahkan. (Foto: Angling AP/detikcom)

Bahkan penghargaan juga diberikan kepada karyawan yang sudah bekerja cukup lama. Penghargaan itu diberikan bagi yang bekerja selama 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, dan 30 tahun. Bentuknya berupa uang tambahan.

"Aku juga pernah dapet penghargaan. Pas 10 tahun saya sanggup jam dan bros juga," ujarnya.

Pihak perusahaan juga memperlihatkan liburan wisata bagi para karyawan dan anak setiap tahunnya. Ketika memperingati hari Kemerdekaan, program juga digelar meriah oleh pihak Nyonya Meneer.

"Setiap tahun piknik boleh ajak anak. Pas 17-an juga ramai ada lomba. Sering sanggup bingkisan jamu juga. Enak kerja situ," tandasnya.

Setahun lalu, lanjut Warsini, dirinya dan para karyawan berunjuk rasa alasannya yaitu honor 16 ahad tidak dibayar. Kala itu perusahaan yang sudah bangun semenjak 1919 itu mulai goyah alasannya yaitu persoalan hutang. Meski demikian Warsini masih sempat mendapat Tunjangan Hari Raya.

"Pas goyah itu sempat 3 bulan kerja 3 bulan enggak. Tapi tahun kemudian THR sempat sanggup sekitar Rp 1.700.000, terus saya dikabarin suruh ambil lagi Rp 2.100.000. Kita ini gres berangkat jika ada kabar dari ketua kelompok. Sudah setahun saya nganggur," pungkas nenek 1 cucu itu.

Tidak ada pemberitahuan soal pemecatan atau PHK dari Nyonya Meneer untuk Warsini sampai dikala ini. Warsini masih berharap sanggup kembali bekerja di pabrik jamu Nyonya Meneer dan membantu keuangan keluarganya yang kini ditopang oleh dua anaknya.

"Saya tidak tahu pailit itu apa. Kalau ingin bekerja lagi di sana, terang kepingin," harap Warsini.

Hal senada diungkapkan Mulyati, mantan karyawan lainnya. Baginya bekerja di Nyonya Meneer cukup nyaman sehingga ia terus bertahan semenjak kerja tahun 1980. Berbeda dengan Warsini, Mulyati tidak lagi bekerja semenjak 7 bulan kemudian atau aal 2017 alasannya yaitu bab ekpor impor tempatnya bekerja masih beroperasi.

"Saya tidak kerja mulai Februari. Ya kini menganggur, mengandalkan pekerjaan suami," ujar Mulyati.

Sumber detik.com

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel