Era Jokowi

PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA

Membagi Beban Jakarta

Jakarta akan difokuskan sebagai kota bisnis, sedangkan sentra pemerintahan dipindahkan ke Kalimantan. Mirip New York dan Washington, DC, di Amerika Serikat.
Ilustrasi: Edi Wahyono
Selasa, 9 Mei 2017
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai kiprah gres yang diberikan Presiden Joko Widodo. Presiden meminta Bappenas membuat kajian perihal pemindahan ibu kota negara.
Menteri PPN/Bappenas Bambang Brojonegoro membenarkan planning pemindahan ibu kota negara itu. Bahkan kali ini Presiden Joko Widodo sangat serius membahas persoalan tersebut.
“Beliau yang meminta dibuatkan kajian yang lebih serius. Kan wacananya sudah ada. Pernah ke Jonggol, terus berhenti, terus Palangka Raya juga," ujar Bambang.
Kementerian PPN/Bappenas telah memperlihatkan laporan awal kepada Jokowi, khususnya perihal kondisi Jakarta ketika ini. Termasuk kemungkinan jangka pendek, menengah, dan panjang Jakarta ke depan.
Berdasarkan dokumen Bappenas, Jakarta sebagai ibu kota dipandang sudah kurang efisien. Terjadi penurunan muka tanah, banjir, serta meningkatnya kemacetan jawaban pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi.
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro
Foto: Maikel Jefriando/detikcom
Urbanisasi dan degradasi lingkungan di Jakarta dan Pulau Jawa semakin tinggi. Hal itu telah berdampak pada perekonomian serta pembangunan nasional.
Pemindahan ibu kota diharapkan untuk pemerataan pembangunan dengan mendekati daerah tertinggal dan pinggiran. Selain itu, untuk membuat sentra pertumbuhan gres di wilayah timur Indonesia.
Tak kalah penting, tujuan pemindahan ibu kota yakni menjaga Pulau Jawa sebagai sentra lahan pertanian. Dengan begitu, ketahanan pangan nasional sanggup terus terdukung.
Bambang menambahkan, rencananya pemindahan ibu kota itu hanya untuk pemerintahan di pusat. Sedangkan sentra perekonomian dan bisnis tetap berada di Jakarta.
“Jakarta tetap menjadi kota bisnis. Sebab, memang dasarnya, ketika dijadikan ibu kota itu, Jakarta merupakan kota bisnis,” kata Bambang.
Model inilah yang diterapkan oleh Amerika Serikat. Dulu ibu kota Amerika Serikat ada di New York. Kemudian New York dikhususkan sebagai kota bisnis, sedangkan ibu kota Amerika dipindahkan ke Washington.
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
Presiden Joko Widodo
Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom
Meski sudah memilih lokasi ibu kota di luar Jawa, sampai ketika ini pemerintah belum memastikan di mana lokasi persisnya. Yang jelas, Palangka Raya kembali disebut sebagai kandidat berpengaruh pengganti Jakarta.
Kalimantan Tengah sendiri sudah mencadangkan lahan untuk planning lokasi ibu kota RI. Luasnya 300-500 ribu hektare. Lahan tersebut berada di tiga wilayah administrasi, yaitu Kabupaten Katingan, Gunung Mas, dan Kota Palangka Raya.
Namun, masih ada pula opsi lainnya yang dikantongi Bappenas di Kalimantan, menyerupai Balikpapan, Kalimantan Timur. "Pokoknya di luar Pulau Jawa, saya belum sebutkan nama kotanya," tutur Bambang.
Bila jadi Kalimantan yang jadi pilihan, pemindahan ibu kota itu sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh Tim Visi Indonesia 2033 pada 2009. Tim ini beranggotakan Andrinof Chaniago, Ahmad Erani Yustika, M. Jehansyah Siregar, dan Tata Mustasya.
Mengutip dokumen Tim Visi Indonesia 2033, Kalimantan, tepatnya penggalan selatan, yakni daerah tengah Indonesia. Hal itu akan membuat biaya pergerakan dari Pulau Jawa, yang dihuni oleh 59 persen penduduk nasional, tidak terlalu tinggi.
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi



Kedua, Kalimantan yakni sumber utama materi baku energi nasional, menyerupai kerikil bara, minyak bumi, dan gas. Ketiga, sumber air memadai untuk kebutuhan jangka panjang sejauh pelestarian lingkungan berjalan dengan baik.
Keempat, Kalimantan merupakan daerah dengan kepadatan penduduk paling rendah di Indonesia bersama Papua. Kelima, Kalimantan yakni pulau yang paling kondusif dari bahaya gempa bumi di Indonesia.
Keenam, Kalimantan yakni salah satu wilayah yang mengalami proses pertumbuhan dan sirkulasi modal yang tidak adil dan sangat tidak seimbang di Indonesia.
Meski menyebut wilayah selatan Kalimantan, Andrinof menyampaikan masih ada daerah lainnya di Pulau Borneo yang potensial. Bisa juga Palangka Raya. Yang jelas, ia menegaskan, Kalimantan lebih potensial dibanding daerah lain.
“Dibandingkan daerah lainnya kan lebih mending daerah kalimantan. Banyak pilihan tempat. Yang Istimewa banyak di Kalimantan,” ujar mantan Menteri/Kepala Bappenas ini kepada detikX.
Menurut Andrinof, kasus memindahkan ibu kota butuh waktu usang dan biaya yang besar. Menurut perkiraannya, bedol ibu kota sanggup menghabiskan waktu 10 tahun dan biaya Rp 100 triliun.

Kemacetan di ruas Tol Dalam Kota Jakarta, Maret 2016
Foto: Lamhot Aritonang/detikcom
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
Banjir di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Februari 2017
Foto: Grandyos Zafna/detikcom
"Kalau butuh waktu sekitar 10 tahun, ya rata-rata paling Rp 10 triliun biaya untuk membangun kota itu. Lalu habis itu total ya hampir Rp 100 triliun. Anggarannya APBN," Andrinof menambahkan.
Palangka Raya sendiri sudah punya gagasan sebagai ibu kota gres semenjak abad Presiden Sukarno. Bahkan pada 1950-an, Bung Karno sudah melaksanakan aneka macam langkah dalam upaya menggeser ibu kota ke Palangka Raya.
Dosen arsitektur Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, Wijanarka Arka, menyampaikan Palangka Raya mempunyai luas 2.600 kilometer persegi. Sementara itu, daerah perkotaan yang gres terbangun gres 50 kilometer persegi.
Ia menambahkan, pembangunan ibu kota di Palangka Raya ke arah timur sudah tidak memungkinkan. Sebab, wilayah di timur monumen pemancangan pembangunan Kota Palangka Raya pada 1957 itu berupa lahan gambut.
“Yang punya peluang itu ya ke arah barat. Yang ke arah Tangkiling itu, tanahnya lebih tinggi itu,” ungkapnya kepada detikX.
 Jakarta akan difokuskan  sebagai kota bisnis Era JokoWi
Sugianto Sabran, Gubernur Kalimantan Tengah
Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Selain itu, wilayah barat masih banyak yang kosong. Sebuah daerah baru, apalagi untuk sentra pemerintahan, sebaiknya tidak menempati area yang sudah banyak dibangun.
“Jadi contohnya dibangun di daerah yang sudah terbangun itu tampaknya kurang mengizinkan. Karena dibangun sentra pemerintahan negara itu kan niscaya desainnya gres lagi,” katanya.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran sudah jauh hari menyatakan daerahnya siap menjadi pengganti kiprah Jakarta. Saat ini proyek-proyek strategis juga terus dikebut di wilayahnya, menyerupai pembangunan pembangkit listrik dan jaringan kereta api.
“Dalam 20 tahun ke depan mungkin Jakarta tidak sanggup lagi. Beban itu perlu dibagi dan Kalimantan Tengah siap menjadi sentra pemerintahan gres di Indonesia,” kata Sabran

Sumber :  https://x.detik.com/detail/investigasi/20170509/Jakarta,-Sudahlah/index.php

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel