Belasan Buruh Demo Kecam Kekerasan Kepada Karyawan Freeport Papua
Jakarta -Belasan buruh yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) berunjukrasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka mengecam kekerasan oknum pegawapemerintah maupun preman suruhan yang mengintimidasi hak-hak karyawan sampai melaksanakan kekerasan pada agresi mogok massal awal September 2011 lalu.
Mereka meminta pemerintah menuntaskan kasus ini secara tegas dan menjatuhkan hukuman kepada Freeport Indonesia.
“Sebelum agresi mogok, aneka macam intimidasi, teror, bahaya PHK sampai men-sweeping ke barak pekerja, untuk memaksa pekerja tidak mogok dengan menandatangani surat pernyataan kerja. Pemerintah, Menakertrans harus bersikap netral serta menjatuhkan hukuman yang tegas kepada pimpinan manajemen,“ kata Ketua Umum GSBI Rudi Daman, dikala berdemo di bundaran Hotel Indonesia, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6\/10\/2011).
Dalam aksinya, pendemo membawa aneka macam poster tuntutan yang menyatakan kekecewaan kepada administrasi Freeport. Juga kekerasan yang dianggap tidak perlu dilakukan alasannya yakni Freeport Indonesia merupakan penyumbang besar bagi laba Freeport sentra di Amerika Serikat (AS).
\\\'Stop Wage Grabbing\\\', \\\'Naikkan Upah Buruh Freeport\\\', \\\'Freeport kaya raya, rakyat sengsara\\\' yakni beberapa goresan pena dalam poster yang mereka bawa yang diucapkan lantang oleh demonstran.
Menurut catatan pendemo, laba Freeport yang beroperasi di Indonesia melebihi laba Freeport di AS. Bila di AS, Freeport menghasilkan US$ 4,8 miliar, tetapi di Indonesia bisa mencetak US$ 5,9 miliar.
“Sayang, laba itu diperoleh dari pengusiran masyarakat adat, penganiayaan penduduk sampai pengrusakan lingkungan dan dilema pajak,“ tukasnya.
Aksi tersebut bubar usai melaksanakan orasi sekitar 60 menit. Tidak ada penjagaan berarti. Arus lalu-lintas pun terlihat tetap lancar alasannya yakni jumlah massa yang tidak banyak.
(Ari/nwk)
Sumber detik.com
Mereka meminta pemerintah menuntaskan kasus ini secara tegas dan menjatuhkan hukuman kepada Freeport Indonesia.
“Sebelum agresi mogok, aneka macam intimidasi, teror, bahaya PHK sampai men-sweeping ke barak pekerja, untuk memaksa pekerja tidak mogok dengan menandatangani surat pernyataan kerja. Pemerintah, Menakertrans harus bersikap netral serta menjatuhkan hukuman yang tegas kepada pimpinan manajemen,“ kata Ketua Umum GSBI Rudi Daman, dikala berdemo di bundaran Hotel Indonesia, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6\/10\/2011).
Baca Juga
Dalam aksinya, pendemo membawa aneka macam poster tuntutan yang menyatakan kekecewaan kepada administrasi Freeport. Juga kekerasan yang dianggap tidak perlu dilakukan alasannya yakni Freeport Indonesia merupakan penyumbang besar bagi laba Freeport sentra di Amerika Serikat (AS).
\\\'Stop Wage Grabbing\\\', \\\'Naikkan Upah Buruh Freeport\\\', \\\'Freeport kaya raya, rakyat sengsara\\\' yakni beberapa goresan pena dalam poster yang mereka bawa yang diucapkan lantang oleh demonstran.
Menurut catatan pendemo, laba Freeport yang beroperasi di Indonesia melebihi laba Freeport di AS. Bila di AS, Freeport menghasilkan US$ 4,8 miliar, tetapi di Indonesia bisa mencetak US$ 5,9 miliar.
“Sayang, laba itu diperoleh dari pengusiran masyarakat adat, penganiayaan penduduk sampai pengrusakan lingkungan dan dilema pajak,“ tukasnya.
Aksi tersebut bubar usai melaksanakan orasi sekitar 60 menit. Tidak ada penjagaan berarti. Arus lalu-lintas pun terlihat tetap lancar alasannya yakni jumlah massa yang tidak banyak.
(Ari/nwk)
Sumber detik.com